Menggapai Impian dengan Realistis: Harmoni Antara Mental Contrasting dan Tawakal dalam Hidup



Dalam hidup, pasti sering banget ya kita dengar istilah "berpikir positif" sebagai jurus jitu buat sukses. Banyak yang percaya kalau kita terus optimis, semua hal yang kita inginkan bakal tercapai. Tapi, bener nggak sih hanya dengan berpikir positif kita bisa lewatin semua tantangan hidup?

Nah, ada konsep menarik yang dibahas di buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring. Di sana dijelaskan tentang pendekatan yang lebih seimbang, yaitu menggabungkan positive thinking sama kesadaran akan hambatan-hambatan yang bakal kita hadapi. Konsep ini namanya Mental Contrasting. Jadi, gimana cara kita pakai konsep ini dalam hidup sehari-hari? Dan gimana hubungannya sama tawakal dalam Islam? Yuk, kita bahas!

Apa Itu Mental Contrasting?

Mental Contrasting ini salah satu teknik keren dari Gabriele Oettingen, seorang Profesor Psikologi di New York University and The University of Hamburg yang ngajarin kita buat tetap optimis, tapi tetap realistis. Maksudnya gimana? Jadi, nggak cuma membayangkan hasil manis yang kita pengen, tapi juga memikirkan kemungkinan rintangan yang bakal muncul. Dengan begitu, kita nggak cuma berangan-angan, tapi juga lebih siap buat menghadapi kenyataan.

Misalnya nih, kamu punya target buat lulus ujian dengan nilai tinggi. Tentu aja kamu berharap banget bisa capai itu. Tapi kalau pakai Mental Contrasting, kamu juga bakal pikirin hal-hal yang mungkin bikin gagal, kayak waktu belajar yang kurang atau ada gangguan saat belajar. Dengan persiapan ini, kamu jadi lebih fokus dan siap mental menghadapi apa pun yang terjadi.

Hubungan Mental Contrasting dengan Tawakal dalam Islam

Yang bikin menarik, konsep mental contrasting ini ternyata mirip banget sama prinsip tawakal dalam Islam. Dalam Islam, tawakal itu artinya menyerahkan semua urusan ke Allah setelah kita usaha maksimal. Allah berfirman:

 

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (٢) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, maka Dia akan mencukupkannya." (QS. Ath-Tholaq: 2-3) 

Sama seperti mental contrasting, tawakal ngajarin kita buat berusaha maksimal tapi tetap siap nerima hasilnya, entah itu sesuai ekspektasi atau nggak. Misalnya kamu lagi ngejar beasiswa. Kamu udah belajar, nyiapin dokumen, bahkan doa mati-matian. Kalau lolos, alhamdulillah, itu karunia Allah. Tapi kalau nggak, kamu terima dengan lapang dada karena yakin Allah punya rencana yang lebih baik.

Contoh Penerapan dalam Hidup Sehari-hari

1. Mengejar Karir Impian

Kamu lagi ngejar pekerjaan impian? Berpikir positif itu penting, tapi jangan lupa pertimbangkan juga hambatan kayak banyaknya pesaing atau kurang pengalaman. Dengan begini, kamu lebih siap mental menghadapi situasi apa pun. Dan setelah usaha maksimal, serahkan hasilnya ke Allah.

2. Membangun Bisnis

Bikin bisnis tentu butuh optimisme soal untung gede, tapi jangan tutup mata sama risiko kayak kerugian atau salah pengelolaan. Setelah usaha dan strategi matang, hasil akhirnya tinggal tawakal. Kalau berhasil, syukur. Kalau belum, coba lagi.

3. Mencapai Target Studi

Mau lanjut kuliah ke luar negeri? Siapkan diri dengan optimis, tapi tetap realistis. Persiapkan kemungkinan hambatan, entah itu gagal tes atau nggak lolos seleksi. Apa pun hasilnya, terima dengan ikhlas karena Allah tahu yang terbaik.

Menjaga Keseimbangan Hidup

Menggabungkan mental contrasting sama tawakal bikin kita lebih realistis tanpa kehilangan semangat. Kita jadi tahu batasan kita sebagai manusia, tapi tetap percaya penuh pada Allah yang Maha Mengatur. Konsep ini ngajarin kita untuk nggak gampang nyerah, meskipun hasilnya nggak selalu sesuai harapan.



Kesimpulan

Hidup ini penuh kejutan. Kadang apa yang kita usahakan nggak sesuai ekspektasi. Dengan mental contrasting dan tawakal, kita bisa tetap tenang dan bijak menghadapi hidup. Tetap optimis, siap mental buat segala kemungkinan, dan jangan lupa serahkan hasilnya pada Allah. Dengan begitu, hidup bakal terasa lebih damai, apapun hasilnya.

Komentar

Popular Bloggie

Gaji Guru: Pengaruhnya Buat Ngajar dan Profesionalitas, Penting Banget atau Gimana Nih?

Kenapa Orang Indonesia Malas Baca Buku? Ayo Kita Ubah Bareng-Bareng!